Vaksin COVID-19 (Foto: thinkstock) |
Investigator-news.com - Berbagai negara telah mulai melakukan vaksinasi virus Corona kepada warganya, salah satunya ialah Amerika Serikat yang telah menyuntikkan vaksin pada 14 Desember 2020 ke petugas kesehatan. Sementara itu, Pemerintah Indonesia tengah mempersiapkan pelaksanaan vaksinasi pada 13 Januari 2021.
Vaksin COVID-19 disuntikkan untuk mencegah paparan infeksi virus Corona bagi mereka yang sehat dengan membentuk sistem kekebalan tubuh. Namun, apakah vaksin tetap diperlukan bagi orang yang sudah sembuh dari Corona?
Advisory Committee on Immunization Practices (ACIP), mengungkapkan vaksin COVID-19 tak menutup kemungkinan disuntikkan pada orang yang pernah terinfeksi COVID-19.
Dalam presentasi yang ditunjukan di forum dengan CDC pada 12 Desember, ACIP mencatat bahwa data uji klinis menunjukkan vaksinasi aman dan mungkin efektif pada orang yang sebelumnya telah terinfeksi COVID-19, baik yang bergejala maupun asimtomatik.
Pasien COVID-19 bisa membentuk imunitas, tetapi tingkat kekebalan sangat bervariasi pada setiap orang.
"Tingkat antibodi penetral yang lebih tinggi memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap infeksi baru," ujar CEO sekaligus pendiri Imanis Life Sciences, dr Stephen Russell dikutip dari Health.
"Gejala infeksi yang lebih parah sering kali menyebabkan tingkat antibodi penetral yang lebih tinggi, sementara gejala yang lebih ringan dapat menyebabkan produksi antibodi penetral yang lebih rendah atau tak terukur," tambahnya.
Melalui penjelasan tersebut, artinya jika pasien mengalami infeksi COVID-19 ringan, sistem kekebalan mungkin tidak cukup membentuk antibodi. Hal yang sama juga berlaku bagi mereka yang mengalami gejala yang lebih parah.
Studi yang diterbitkan di Frontiers in Immunology pada Mei 2020 menemukan bahwa infeksi COVID-19 begitu kuat pada pasien yang dirawat di rumah sakit sehingga respons kekebalan mereka menjadi hilang, dan kesadaran kekebalan terhadap virus tidak terbentuk secara memadai.
dr Rusell menambahkan bahwa perlindungan dan kekebalan karena antibodi penetral dapat melemah dan akhirnya hilang seiring waktu.
"Penurunan signifikan dalam antibodi penetral terlihat bahkan dalam beberapa bulan pertama setelah pemulihan dari infeksi COVID-19," pungkas dr Rusell.
Ini menunjukkan bahwa vaksinasi dapat bermanfaat, terlepas dari apakah pernah atau tidaknya seseorang terinfeksi virus Corona.
Sumber : detikhealth