Investigator-news.com | Bogor Kab - Dinas kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor melaksanakan kegiatan pengemasan desa wisata road show potensi Pariwisata Kabupaten Bogor wilayah barat selama dua hari yang dimulai dari hari rabu sampai hari kamis (16-17/12/20) di Cunang Hill Resort jalan Wisata Curug nangka Desa Sukajadi Kecamatan Tamansari (16/12/20).
Hadir dalam kegiatan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor Muliadi, S.Sos., Seksi Ivent Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor Anni dan Jiki, Ketua asosiasi desa wisata kabupaten bogor Denni Amarullah, dan berbagai unsur masyarakat dari LMDH, BUMDes, dan KTH.
Pada kegiatan ini, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor menghadirkan dua narasumber yang memiliki kompetensi di bidang kepariwisataan, ketua LPPM STP Bogor Sri Pujiastuti, SE.,M.Par dan Dosen profesional pendamping pengembangan desa wisata Dina Mayasari, M.Par.
Kasie Event Drs.Suhardiman dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan ini di ikuti oleh BUMDes, LMDH, dan KTH di wilayah bogor barat sebanyak 50 orang.
Selain itu harus sesuai dengan program CHSE (bersih , sehat , aman dan lingkungan yg berkelanjutan). Pemahaman Sadar Wisata hendaknya menjadi keharusan bagi pengelola usaha pariwisata, untuk menjadikan destinasi ini banyak dikunjungi wisatawan. Selain fasilitas penunjang sebagai sarana pemenuhan kebutuhan wisatawan. Ungkapnya.
Menggali potensi pariwisata, baik itu unsur seni budaya yang selama ini masyarakat belum tahu, dengan adanya road show seperti ini dengan mengundang mereka khususnya yang tergabung dalam lembaga LMDH, BUMDes, dan KTH. Maka di forum ini mereka menyampaikan apa yang mereka kelola sehingga mendapat masukan atau arahan dari berbagai unsur yang ada. Ungkap Seksi Ivent Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor Anni saat diwawancarai.
Lebih lanjut Anni mengatakan bahwa untuk mencapai tujuan dari kegiatan ini, kami mengundang narasumber yang ahli di sektor pariwisata.
"Materi yang disampaikan oleh narasumber diharapkan dapat memperkaya pengetahuan para pengelola pariwisata tersebut".
Mungkin saat ini banyak masyarakat tidak mengetahui yang namanya sadar wisata, harus bagaimana insan yang mengelola pariwisata, karena dengan program itu, otomatis mereka siap manakala wisatawan itu datang, seperti ramah terhadap pengunjung, fasilitas sudah tersedia apalagi di masa pandemik ini tentu harus disiapkan tempat cuci tangan. Selain itu, tentu harus safety, nyaman dan damai.
Kami berharap setelah acara selesai, maka ini dapat memberikan manfaat bagi mereka semua khususnya program CHSE (Clean, Health, Safety & Environment) dan juga mereka dapat mengelola pariwisata seperti bagaimana menyajikan dan mengemas produk pariwisata. Tutur Anni (*)